Untuk rindu,
Entahlah, hanya
kata itu yang kutemukan untuk mengawali ini, kau sudah terlalu jauh mengambil
jarak, atau aku yang terlalu jauh berfikir kalau jarak kita sudah terlampau
jauh.
Entahlah, aku tak
tau,.. yang aku ingat, dulu mereka bingung menggunakan cara apalagi agar kita
mau berpencar berbagi jarak, dan sekarang mereka pula yang risau bertanya ada
apa dengan kita dan jarak yang (mulai) begitu jauh itu,?
Entahlah, selama
itu aku sudah terbiasa dengan keberadaanmu dan selama ini aku mulai terbiasa
tak tahu menahu mengenai keberadaanmu.
Iya, kau berjalan
diatas sandalmu dan aku berjalan diatas sandalku. Haha.... kita kan punya
sandal sendiri-sendiri.
aku ingat betul
waktu itu... dalam setiap kegalauan yang ada, dalam setiap tawa yang mengalir
begitu saja... kau lebih dari kaca untuk bercermin, kau lebih dari tembok untuk
bersandar, kau lebih dari buku untuk dibaca, dan yang baru aku tau, kau
ternyata lebih dari angin yang bisa berlalu begitu saja.
Iya,, tidak ada
yang perlu disalahkan, dimensi waktulah yang membuat posisi kita pada
sekarang.. sekali lagi, kau berjalan diatas sandalmu dan aku berjalan diatas
sandalku. Sederhana bukan? Tidak. Menurutku ini sangat rumit, namun semua akan
baik-baik saja.. aku percaya, ini hanya belokan kecil dari jalan menuju
puncak.. cara bijak Tuhan untuk membimbing kita sampai ke tujuan
masing-masing.. cara alam mencoba berbisik bahwa rindu itu benar-benar ada..
Berjalanlah menuju
duniamu dan aku akan berjalan menuju duniaku..
Untuk kau, yang
dulu kita pernah menjadi ulat bulu di taman yang sama dan pada akhirnya kita
kupu-kupu yang tak sama....
Dari aku, yang
tetap baik-baik saja tanpa kata kita. Cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar