Selasa, 14 Januari 2014

bersama bukan berarti sama.

Sesak,
Iya memang benar, menjaga perasaan orang lain itu tidak mudah, pun ketika memang semua akan tetap ‘terlihat’ baik-baik saja. Kau tidak akan pernah mengerti kenapa Tuhan menciptakan katak yang bisa berenang sekaligus berloncat-loncat di pinggir pematang sawah. Dan kalau kau menjadi ikan mas yang lihai mengibaskan ekormu di perairan kau juga tidak berhak untuk mencela kepiting yang tetap terlihat sempurna ketika ia berjalan di atas pasir tanpa air, atau meragukan lumba-lumba yang penurut sekaligus pandai berhitung.

Sudahlah,
Kau bahkan tidak peduli, manusia dihadapanmu yang dengan (tiba-tiba) bungkam, menahan sesuatu keluar dari mata beningnya, mata bening yang kau buat sembab yang tertahan seketika.

Baiklah,
Ia tetap bertahan disana, dihadapanmu, demi mendengar rangkaian kata demi kata yang menyakitkan itu.

Sudah kubilang,
Selain aku butuh terang untuk melihat kupu-kupu, aku juga suka malam demi terlihatnya kerlipan bintang. Toh keduanya juga sama-sama terjadi dalam satu kesatuan bernama hari,

Kau tetap tak mengerti,
Kau memaksaku untuk mengejar matahari, atau kau menyuruhku memilih bulan dan meninggalkan matahari.
Tidak bisa.


aku, genap dengan dua sisi kehidupanku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar