Senin, 02 Desember 2013

Hening

hening,
aarrrgghhh,,, semua ini gara2 surat kaleng itu,,

ehhm, bukan, bukan, bukan surat kalengnya, pengirimnya. Oke yang namanya surat kaleng seharusnya nggak ada nama pengirimnya. Emang nggak ada sih. Tapi kau tau, kau begitu jelas mengutukku dalam surat aneh itu. Bahkan aku harus diam merelakan semua suaraku tertelan demi membaca surat itu. Dan aku harus (pura-pura) tidak tahu dan tidak mengerti mengapa kau mengirim itu untukku. Hah bilang saja kau tak berani menemuiku lalu kau kirim selembar kertas memilukan itu. Pada kenyataannya akupun (terlihat seperti) tak menghiraukanmu. Hidupku berjalan seperti biasa setelah surat gila itu mendarat di tanganku. Sampai pada akhirnya surat itu hilang dan kau benar-benar muncul dihadapanku.pergilah


dia sudah kehabisan cara bagaimana menjelaskan padamu apa maksudnya.
yang sudah lebih dari lelah
kau tau, dia menyimpan baik-baik lukamu dalam kantongnya
berjanji tanpa kau tau, tak akan membagi kata yang pernah ia kumpulkan darimu, dari matamu.

dia matahari.
membakar dirinya sendiri untuk memberimu kehidupan.
rela kau punggungi agar  kau bisa tenang bersama malam.
yang menangis diam -diam di tepi malam karena sudah kehabisan cara bagaimana menjelaskan padamu apa maksudnya.
dunia sudah sangat berisik.
sejak kau menjadi sehelai kertas disudut itu, dia telah memusuhi kata-kata
membenci penjelasan.
baginya, hanya ada satu hal yang bisa dilakukan
:diam.
kau belum juga paham?
(dia sudah, Dwi yoshafetri Yuna. November,2013)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar